#5 Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk

  • 0


Malang, 13 Maret 2015
Setelah mendapat sms dari tiga perusahaan pada malam sebelumnya, pagi ini (yang seharusnya kuhabiskan waktu untuk jalan-jalan) aku bersiap-siap mengikuti psikotest dari MPM Finance dan Metrodata Informatika. Yang satu adalah perusahaan pembiayaan, bahasa kerennya kredit. Satu lagi adalah perusahaan IT (percaya atau tidak, aku melamar sebagai programmer dan sangat terkejut ketika tau-tau aku lolos administrasi). Tokopedia, toko online terbesar di Indonesia (katanya) memberikan jadwal untukku mengikuti interview keesokan harinya. Mega dan Fian yang tidak mendapat panggilan darimanapun merasa panas dengan keberuntunganku. Akhirnya hari ini mereka memilih masuk kembali ke gedung Samantha Krida untuk memasukkan lamaran sebanyak mungkin.

Psikotes pertama yang kuikuti adalah milik MPM Finance, bertempat di gedung Lab Ilmu Hayati Universitas Brawijaya dan dimulai pada pukul 09.30. Hanya 57 orang yang mengikuti psikotes hari itu. Psikotes berlangsung selama 1,5 jam. Tidak sampai satu jam hasil psikotes dipasang di papan pengumuman. Aku mendapat teman baru, namanya Dahniar. Dipanggil Mencit. Kami berdua lolos. Tahap selanjutnya untuk yang berhasil lolos adalah tes Forum Group Discussion (FGD) yang akan dilaksanakan pada pukul 13.15.

Aku memiliki jadwal psikotes di Metrodata jam 13.30. Aku bimbang mana yang harus kulepas antara MPM yang sudah lolos psikotes tapi hanya perusahaan kredit, atau Metrodata yang masih akan psikotes tapi perusahaan IT. Kuputuskan untuk melepas Metrodata (yang nantinya aku diledek habis-habisan gara-gara mengambil keputusan ini). Alasannya adalah karena pengalaman. Aku sudah tahu rasanya psikotes dan aku ingin tahu bagaimana rasanya mengikuti tes FGD. Jika aku mengikuti psikotes di Metrodata dan tidak lolos, aku akan kehilangan kesempatan memiliki pengalaman mengikuti tes FGD pada hari itu. Meski bekerja di perusahaan IT jelas lebih bergengsi daripada hanya di kantor pengkreditan, aku tidak peduli. Toh pada keduanya aku cuma jadi jongos.

Untuk mengikuti tes FGD, kami dibentuk ke dalam grup. Satu grup berisi 6 orang. Aku berada dalam grup yang berbeda dengan Mencit. Sebagai gantinya aku mendapat kawan baru yang bernama Syahril yang nantinya akan satu grup denganku. Kami mengobrol panjang tentang pengalamannya mencari kerja. Jam terbangnya sudah tinggi rupanya. Dia sudah berpengalaman mengikuti tes dimana-mana. Dia memberitahuku bahwa saat tes FGD jangan pernah terlihat mencolok. Hasil FGD yang baik adalah ketika anggota timnya mampu bekerja dengan berdiskusi, menjadi pendengar yang baik dan mampu menekan ego masing-masing, bukan berdebat atau adu argumentasi. “Biasa aja, jangan sampai kelihatan mendominasi.”

Akhirnya tiba giliran grup kami yang harus masuk ke dalam. Di dalam ruangan, kami diberi sebuah permasalahan yang terjadi di sebuah perusahaan. Selanjutnya, kami diberi waktu selama 20 menit untuk berdiskusi dan mencari solusi dari permasalahan di atas. Selama berdiskusi, Syahril mendominasi percakapan.

Tes FGD selesai jam 15.00. Keluar ruangan rasanya aku ingin tertawa. Ah, bisa-bisanya si Syahril itu. Menyabotase peluangku dengan membuatku bungkam seperti yang disarankannya. Aku baru menyadari kepolosanku saat Mega bercerita bahwa untuk menjadi supervisor dibutuhkan orang bertipe leader, maka selama tes FGD haruslah orang itu bisa mendominasi dan mengarahkan yang lain. Dan selama tes yang kulakukan malah menjadi pendengar yang baik. Aku lupa kalau disini kawan yang sudah belasan tahun bisa menjadi lawan. Apalagi yang baru kenal beberapa jam.

Hasil tes FGD akan diumumkan sore itu juga melalui sms. Hanya orang-orang yang berhasil lolos saja yang akan menerima pemberitahuan lewat sms dan boleh mengikuti interview esok harinya. Hingga malam tiba, aku tidak mendapat pemberitahuan itu.

Malang, 14 Maret 2015
Yakin tidak akan lanjut pada proses seleksi MPM Finance, aku mengikuti interview di Tokopedia pada jam 08.00 pagi ini. Aku mendapat nomer urut belasan untuk langsung interview dengan sang HRD. Ketika giliranku tiba, aku menyerahkan CV dan memperkenalkan diri.
Aku (A) : (memperkenalkan diri)
HRD (H) : Jadi, apa yang anda tahu tentang Tokopedia?
A : Tokopedia adalah online shop terbesar di Indonesia.
H : (mengawasiku)
A : (mikir keras) Eerr…. Jadi secara teknis, Tokopedia itu seperti mall besar. Didalamnya ada banyak toko yang menjual barang bermacam-macam. Nah, bedanya disini prosesnya online dan Tokopedia itu sebagai wadah yang didalamnya tersedia online shop beraneka ragam.
H : Apa harapan Anda kepada kami untuk 5 tahun ke depan?
A : Saya berharap Tokopedia bisa go international.
H : Anda ingin berada di posisi apa?
A : Operational Customer Care.
H : Sudah pernah berbelanja di Tokopedia?
A : (Aduh) Belum. Hehehe.
H : Hmmm…
A : Tapi saya pernah buka kok.
H : Sudah punya akun di Tokopedia?
A : (Double aduh) Belum. Hhe.
H : Baik, saya ingin tahu kemampuan komunikasi Anda. Sekarang coba jelaskan pada saya bagaimana caranya masuk ke akun facebook!
A : Untuk masuk ke akun facebook sangat mudah. Jika sudah pernah mendaftar, langsung login dengan cara memasukkan username dan password di bagian kotak login yang berada di pojok kiri atas. Jika belum memiliki akun, langkah yang harus dilakukan adalah klik tombol register, kemudian anda harus mengisi form pendaftaran facebook yang disitu nanti akan berisi nama Anda, email Anda, dan hal-hal lain yang diperlukan facebook untuk mendata anggota baru. Setelah Anda memiliki akun, baru Anda bisa langsung login seperti yang sudah saya jelaskan di awal tadi.
H : Selanjutnya berapa gaji yang Anda harapkan jika Anda diterima kerja disini?
A : Senilai standard gaji yang ditetapkan oleh perusahaan untuk fresh graduate.
H : Terakhir, apakah ada pertanyaan untuk saya?
A : Kalau saya diterima kerja disini, boleh sampai umur berapa?

Setelah menjawab pertanyaan terakhirku dengan singkat, si HRD menutup wawancara dengan berjanji akan mengirim pemberitahuan lewat sms dua minggu lagi. Bagi mereka yang lolos.

Berakhirnya wawancaraku hari itu bersamaan dengan berakhirnya tes FGD yang diikuti Fian. Fian dan Mega mendapat panggilan di BFI Finance setelah memasukkan lamaran di hari kedua jobfair. Hanya Fian yang lolos psikotes dan lanjut ke tahap tes FGD. Mega menunggui kami berdua sehari itu. Karena pemberitahuan Fian akan dikirim 3 hari lagi dan aku 2 minggu lagi, kami memutuskan untuk pulang ke tanah kelahiran, Banyuwangi. Kami menaiki kereta yang sama seperti saat pemberangkatan 3 hari yang lalu.

Kali ini kita berempat. Mas Munir, pacar Mega yang bekerja di Pandaan sedang ingin mudik dan mengajak kita pulang bersama-sama. Di dalam kereta aku menceritakan proses interview yang kujalani di Tokopedia. Mas Munir bertanya apa kata-kata terakhir yang diucapkan oleh HRD. Kujawab kalau HRD menyuruhku menunggu pemberitahuan maksimal dua minggu, jika tidak ada kabar setelah dua minggu artinya aku tidak lolos. “Biasanya, kalau HRD bilang suruh nunggu gitu, itu tanda kalau kamu ditolak secara halus.”

Aku tertawa mendengar pernyataan Mas Munir. Baiklah, akan kuanggap tidak ada perusahaan yang mau menerimaku hari itu. Lagipula aku juga tidak berharap langsung ada perusahaan malang yang memilihku jadi karyawannya. Karena itu tidak adil menurutku. Ada banyak sarjana yang bersusah-susah jauh-jauh hari sebelumku untuk berjuang mencari kerja. Sedang jika aku yang masih merah tiba-tiba dapat kerja, entah bagaimana ada perasaan tidak enak yang menyusup. Selain itu, aku adalah pribadi yang terbiasa berlari di jalan berliku. Bukan berarti aku tidak akan bersyukur jika suatu hari nanti mendapat kemudahan. Tentu aku akan sangat bersyukur, aku hanya tidak keberatan jika diberi kesempatan untuk berjuang. Aku sudah biasa dan bisa menerima kegagalan. Setiap kegagalan yang kualami membuatku semakin kuat. Dan aku percaya kalau pelaut yang handal tidak dilahirkan di laut yang tenang. Serupa dengan lilin mainan, yang tidak akan terbentuk sebelum terbentur berkali-kali.

"Terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk."
-Tan Malaka-

No comments:

Post a Comment