Bagian 3 : Kursus

  • 0


Kursus Jurnalistik Intensif bertempat di Gedung Tempo, Jalan Palmerah Barat Jakarta Barat. Untuk menuju ke sana saya harus tiga kali naik KRL dan satu kali naik angkot. Saya menghabiskan waktu 1,5 jam perjalanan jika lancar.

Selama pelatihan saya mendapatkan banyak pengalaman yang sebelumnya tak semilirpun melintas dalam benak. Setiap Sabtu adalah teori. Senin hingga Jumat saya terjun ke lapangan bersama reporter Tempo. Saya ikut meliput kerja pemerintah, melihat penggusuran rumah warga yang diklaim tanah milik polisi, menyaksikan para mantan tahanan politik menuntut keadilan pada Jaksa Agung, menemani kuasa hukum dari seorang aktifis yang dibunuh TNI mengadu ke Komnas HAM, lalu pergi ke pemukiman kumuh tempat perantau yang bernasib tak beruntung.

Di Jakarta, saya melihat Indonesia. Beragam suku, bahasa, dan budaya. Orang baik, pura-pura baik, dan jahat. Hitam, remang-remang, hingga putih. Semua ngelumbruk di provinsi yang menjadi ibu kota Negara Republik itu. Batavia.

Setiap hari melihat peristiwa yang tak pernah sama. Bertemu adegan-adegan baru. Aktor-aktor baru. Saya merasa kecil. Ternyata saya tidak tahu apa-apa. Di sana saya belajar dari orang-orang yang saya temui. Betapa menjadi jurnalis membuat saya merasa hidup. Akhirnya saya memutuskan untuk mengirim lamaran menjadi reporter Tempo.

Di akhir pelatihan, Mbak Hesti, fasilitator kelas kami, bertanya apakah saya mau menjadi translater untuk kompartemen Internasional. Saya jawab mau. Tapi Mbak Hesti belum bisa memastikan kapan saya bisa mulai masuk kerja.

Andai saya jadi masuk di Tempo, saya berniat untuk membatalkan masuk kerja di Mitra Citra. Namun hingga saya pulang ke rumah, tidak ada kepastian dari Tempo. Sedangkan jadwal masuk saya di Mitra Citra sudah dekat. Lagi-lagi saya dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Saya memilih untuk pulang dan menunggu kepastian dari Tempo di rumah.

Saya meminta kepada Mitra Citra untuk mengundur jadwal saya seminggu. Sebab terlalu berdekatan dengan kepulangan saya dari Jakarta. Saya pulang tanggal 7 Juni. Saya butuh waktu untuk pulang ke rumah lebih dulu. Juga menyiapkan surat sehat, buka rekening baru, dan mencari kos-kosan di Surabaya. Jadi saya dijadwal masuk tanggal 17 Juni.

Hingga hari saya masuk kerja di Mitra Citra, tak ada kabar dari Mbak Hesti.

No comments:

Post a Comment