Dilan : Dia adalah Dilanku tahun 1990

  • 2
Jika ada yang bertanya lelaki seperti apa yang kuharap menjadi jodohku kelak, maka jawabannya yang bisa kuberikan adalah Dilan. Dalam novelnya, Pidi Baiq berhasil membuat Dilan menjadi sosok tak sempurna yang terbaik yang banyak diharapkan. Cerita klasik percintaan Dilan dengan Milea pada jaman SMA mengalir seperti adanya, sangat remaja. Tidak lebay seperti novel-novel fiksi pada umumnya. Dengan kota Bandung tahun 1990 menjadi latarnya, novel ini dikemas dengan romantis.

Di awal perjumpaan, barangkali pembaca akan menilai bahwa Dilan adalah seorang playboy agresif yang begitu mudah mengucap kata cinta pada gadis yang baru dikenalnya. Dilan yang anggota geng motor kerap teribat tawuran dan sering masuk ruang BK. Tapi Dilan bukan tipe lelaki hidung belang yang mendekati wanita dengan cara murahan yang biasa. Milea membuatku iri karena dia memiliki Dilan.

Cara-cara Dilan mendekati Milea sangat tidak biasa. Ketika pria-pria lain sibuk memberi bunga, kue, kado mewah, dan pesta kejutan untuk ulang tahun Milea, Dilan hanya memberi sebuah buku TTS. Iya, buku TTS. Dan sudah diisi! Ada selembar kertas ucapan selamat ulang tahun, tertulis di sana bahwa Dilan tidak ingin membuat Milea pusing karena harus mengisi TTS itu. Maka entah berapa lama ia menghabiskan waktu untuk mengisi buku TTS itu. Sederhana kan? Tapi sangat bermakna.

Pernah suatu hari Milea sakit hingga harus ijin untuk tidak masuk sekolah. Teman-teman sekolahnya datang menjenguk ke rumahnya. Dilan mengirim tukang pijit ke rumahnya! Siapa yang pernah berinisiatif mengirimkan seorang tukang pijit saat teman kalian sakit? Aku belum menemukan orang semacam ini di dunia nyata.

Tidak hanya itu, Dilan sering memberi cokelat pada Milea. Tapi dia tidak pernah memberikannya secara langsung. Dititipkannya cokelat itu kepada tukang pos, tukang PLN, tukang sayur, dan berbagai disiplin pekerjaan yang saat itu sedang berada di sekitar rumah Milea untuk kemudian diserahkan pada Milea. Dilan tidak hanya ngasih cokelat, dia ingin seolah-olah dunia sedang bersekongkol untuk membuat Milea merasa istimewa. Bagi Dilan, cokelat itu hanya sebuah perantara.

Dari Dilan aku banyak belajar, bahwa mencintai adalah urusanku, bukan urusanmu. Dilan tidak pernah bertanya pada Milea apakah dia juga mencintainya sebagaimana caranya mencintai Milea. Tapi dia juga tidak pernah berhenti memberikan perhatian-perhatian kecil yang membuat Milea merasa istimewa. Bukan karena Dilan adalah orang yang keren atau suka memberi perhatian yang membuatnya begitu dicintai, melainkan sikapnya yang menghargai perasaan pasangannya. Dilan pandai memposisikan diri di depan Milea. Tidak pernah memaksa, selalu membuat nyaman dan tidak pernah bosan untuk berada di sisinya. Bersama Dilan, dunia menjadi sangat betah untuk ditinggali.

Menurutku ini bukan novel. Ini adalah buku panduan untuk membikin hati wanita klepek-klepek. haha
Wahai kalian kaum Adam, bacalah! Trust me, it works. Aku sudah jatuh cinta pada Dilan. Tapi jangan jadi Dilan! Jadilah dirimu sendiri, namun dia adalah Dilanku yang mengajarkan bagaimana menjadi diri sendiri.

Kau tanya apa aku pernah jatuh cinta? Ya pernah, tapi sederhana,
bahwa ketika aku mencintainya, itu adalah urusanku,
bagaimana dia kepadaku, itu adalah urusannya. 
-Pidi Baiq-

Cinta itu indah, jika bagimu tidak, mungkin kamu salah milih pasangan.
-Pidi Baiq- 

Cinta sejati adalah kenyamanan, dukungan, dan kepercayaan.
Jika kamu tidak setuju, aku tidak peduli.
-Milea-

2 comments:

  1. nanti kalau kamu pengen jalan-jalan, tak kirim taxi wes..

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau aku pingin jalan-jalan, aku maunya sama kamu... nggak mau sama supir taxi :P

      Delete